Profil Desa Genengduwur
Ketahui informasi secara rinci Desa Genengduwur mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Genengduwur, Kecamatan Gemolong, Sragen. Mengungkap transformasi desa ini sebagai gerbang utama destinasi wisata "The New Kemukus", serta dampak besar ekonomi pariwisata religi dan budaya pada kehidupan masyarakat lokal.
-
Gerbang Utama "The New Kemukus
Desa Genengduwur merupakan lokasi utama dan pintu gerbang menuju Objek Wisata Gunung Kemukus, sebuah destinasi ziarah yang telah direvitalisasi besar-besaran oleh pemerintah menjadi ikon wisata baru Sragen.
-
Ekonomi Berbasis Pariwisata dan Jasa
Perekonomian mayoritas masyarakat desa sangat bergantung pada aktivitas pariwisata di Gunung Kemukus, yang mencakup sektor jasa, kuliner, akomodasi, dan penjualan cinderamata.
-
Transformasi Citra dan Peluang Baru
Desa ini menjadi saksi sekaligus pelaku utama dalam proses transformasi citra Kemukus dari destinasi kontroversial menjadi objek wisata keluarga dan religi yang lebih terbuka, modern, dan memberikan peluang ekonomi yang lebih luas.
Dikenal luas sebagai lokasi dari situs legendaris Gunung Kemukus, Desa Genengduwur di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, kini tengah menulis babak baru dalam sejarahnya. Desa yang namanya berarti "gundukan tanah yang tinggi" ini tidak lagi hanya identik dengan cerita ziarah masa lalu, tetapi telah bermetamorfosis menjadi gerbang utama dari sebuah destinasi wisata modern yang ambisius. Melalui proyek revitalisasi "The New Kemukus", Genengduwur kini berada di garda depan dalam upaya mengubah citra, menggerakkan roda ekonomi dan memperkenalkan potensi pariwisata Sragen ke panggung yang lebih luas.
Geografi Perbukitan dan Posisi Administratif
Sesuai dengan namanya, Desa Genengduwur terletak di kawasan perbukitan di bagian barat daya Kecamatan Gemolong. Topografinya yang bergelombang dihiasi oleh pepohonan jati dan lahan pertanian tadah hujan. Lokasinya yang berada di ketinggian menawarkan panorama alam yang menarik, termasuk pemandangan ke arah Waduk Kedung Ombo yang berada tidak jauh dari wilayahnya. Kondisi geografis ini memberikan suasana yang asri dan mendukung pengembangan pariwisata berbasis alam dan budaya.Secara administratif, Desa Genengduwur berbatasan dengan beberapa desa lain. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Srimulyo. Di sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalangan. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pendem, dan di sisi barat berbatasan langsung dengan perairan Waduk Kedung Ombo.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sragen, luas wilayah Desa Genengduwur yaitu sekitar 4,05 kilometer persegi. Desa ini dihuni oleh penduduk sebanyak 3.510 jiwa. Dengan demikian, kepadatan penduduknya tercatat sekitar 867 jiwa per kilometer persegi, sebuah angka yang menunjukkan pola pemukiman yang cukup menyebar di antara lahan perbukitan dan pertanian.
Gunung Kemukus: Dari Legenda Ziarah ke Wajah Baru Pariwisata
Identitas Desa Genengduwur tidak dapat dipisahkan dari keberadaan Gunung Kemukus. Situs ini berpusat pada makam Pangeran Samudro dan ibu tirinya, Raden Ayu Ontrowulan, yang menjadi figur sentral dalam sebuah legenda yang dihormati oleh sebagian masyarakat. Selama bertahun-tahun, tempat ini menjadi tujuan utama para peziarah dari berbagai daerah, terutama pada malam-malam tertentu dalam kalender Jawa.Menyadari potensi besar sekaligus citra negatif yang sempat melekat di masa lalu, Pemerintah Kabupaten Sragen melakukan langkah transformatif dengan merombak total kawasan tersebut. Proyek revitalisasi yang dikenal sebagai "The New Kemukus" mengubah wajah situs ini secara drastis. Kini, pengunjung disambut dengan infrastruktur modern yang megah, seperti jembatan ikonik yang melintasi danau, plaza atau alun-alun yang luas, menara pandang, serta jalur pejalan kaki yang nyaman dan tertata rapi. Area makam dan Sendang Ontrowulan juga ditata ulang menjadi lebih sakral dan representatif.Seorang tokoh masyarakat Desa Genengduwur menyatakan, "Revitalisasi ini merupakan harapan baru bagi kami semua. Wajah Kemukus yang sekarang jauh lebih baik, lebih terbuka untuk keluarga, dan membuat kami sebagai warga bangga. Kami berharap ini bisa meningkatkan kesejahteraan warga secara berkelanjutan." Transformasi ini secara fundamental mengubah target pasar wisatawan, dari peziarah ritual yang spesifik menjadi wisatawan keluarga dan umum yang mencari pengalaman rekreasi, budaya, dan religi.
Dampak Ekonomi Pariwisata bagi Masyarakat Lokal
Keberadaan Gunung Kemukus, terutama setelah revitalisasi, menjadi mesin penggerak utama perekonomian Desa Genengduwur. Mayoritas penduduk kini menggantungkan hidupnya pada sektor pariwisata dan jasa. Ratusan unit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh subur di sepanjang jalan menuju objek wisata dan di dalam kawasan itu sendiri.Bentuk usaha yang paling umum yaitu warung makan dan restoran yang menyajikan kuliner khas. Selain itu, terdapat puluhan kios yang menjual aneka cinderamata, bunga tabur untuk peziarah, dan produk-produk lokal lainnya. Sektor jasa juga berkembang pesat, meliputi jasa parkir, penyewaan toilet, hingga penginapan sederhana atau homestay yang dikelola oleh warga. Aktivitas ekonomi ini menciptakan sirkulasi uang yang signifikan di tingkat desa dan membuka lapangan kerja yang luas di luar sektor pertanian. Setiap tiket yang terjual dan setiap transaksi yang terjadi di kawasan wisata memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat setempat.
Pertanian Lahan Kering sebagai Penopang Tradisional
Meskipun pariwisata menjadi primadona, sektor pertanian tetap menjadi penopang kehidupan bagi sebagian warga Desa Genengduwur, khususnya mereka yang tinggal lebih jauh dari pusat keramaian Gunung Kemukus. Mengingat kondisi lahan yang berbukit dan tadah hujan, jenis pertanian yang dikembangkan yaitu pertanian lahan kering.Para petani memanfaatkan lahan mereka untuk menanam komoditas yang tahan terhadap kondisi kering, seperti jagung, singkong, dan kacang tanah. Selain itu, banyak juga warga yang menanam pohon jati sebagai bentuk investasi jangka panjang. Sektor pertanian ini memainkan peran penting sebagai penyedia ketahanan pangan lokal dan menjadi fondasi ekonomi tradisional yang telah menghidupi masyarakat desa selama beberapa generasi sebelum pariwisata berkembang pesat.
Visi dan Tantangan Pengelolaan Destinasi Unggulan
Transformasi menjadi destinasi wisata unggulan membawa serangkaian tantangan baru bagi Desa Genengduwur. Tantangan utama ialah pengelolaan pariwisata yang profesional dan berkelanjutan. Ini mencakup manajemen arus pengunjung, penanganan sampah yang dihasilkan oleh aktivitas wisata, pemeliharaan infrastruktur yang megah agar tidak cepat rusak, serta memastikan bahwa manfaat ekonomi dapat dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat.Visi ke depan diarahkan untuk menjadikan "The New Kemukus" sebagai ikon pariwisata yang dikelola secara profesional dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Penguatan peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) atau Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) menjadi kunci untuk mengelola aset-aset wisata ini. Selain itu, terus dilakukan upaya untuk mengembangkan produk-produk UMKM yang lebih kreatif dan memiliki branding yang kuat, yang bisa menjadi oleh-oleh khas Kemukus.Pada akhirnya, Desa Genengduwur berada di sebuah persimpangan sejarah yang menarik. Desa ini telah berhasil melewati sebuah proses transformasi besar yang tidak hanya mengubah wajah fisik sebuah lokasi, tetapi juga mengubah cara pandang, harapan, dan masa depan ekonomi warganya. Keberhasilan Desa Genengduwur dalam mengelola "wajah baru" Kemukus akan menjadi tolok ukur dan studi kasus yang berharga mengenai bagaimana sebuah destinasi wisata yang kompleks dapat dilahirkan kembali untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakatnya.
